Thursday, September 16, 2010

Dengan baju khusus, manusia bisa tak terlihat

Bukan hanya makhluk gaib yang bisa tidak terlihat oleh penglihatan. Namun, teknologi menghilang mungkin akan terwujud di masa depan.

Alessandro Tuniz, pakar Australia yang mengklaim berhasil menemukan teknologi benang yang tidak terlihat oleh mata. Mahasiswa studi doktoral di Institute of Photonics and Optical Science, University of Sydney di Australia, tersebut menciptakan benang yang tidak terlihat dari metamaterial yang mampu menyusut hingga ke ukuran sangat kecil.

Teknologi itu, kata Tuniz, memungkinkan pakaian tak terlihat dalam gelombang cahaya tertentu. “Pada dasarnya, ini membuktikan bahwa cahaya dapat dimanipulasi dalam titik tertentu untuk membuat suatu objek menjadi tidak terlihat,” tandas Tuniz.

Teorinya berdasarkan apa yang disebut ‘indeks bias’ yang menjadi ukuran kecepatan cahaya melewati suatu zat. “Objek tidak tampak digunakan untuk membuat pencocokan indeks bias dari metamaterial dalam lingkungan sekitar,” kata Tuniz.

Menurutnya, unsur metamaterial menyerap cahaya sehingga logam akan memantulkan cahaya dan kaca memperlambat proses tersebut. Di sisi lain, lanjut dia, semakin tebal materi maka semakin tinggi penyerapan cahaya.

Dengan menggunakan proses gambar serat, para ahli fisika mencoba melakukan penyusutan dalam skala nano. Namun, jelas Tuniz, di sisi lain mereka masih mempertahankan struktur internalnya.

“Gambar serat merupakan proses yang sama dalam menciptakan serat optik. Namun, untuk membuat sesuatu menjadi tidak terlihat, para ilmuwan memerlukan serat yang sangat kecil, sehingga perjalanan panjang gelombang cahaya dapat dikendalikan,” terang dia.

Dalam perkembangannya, Tuniz dan sejumlah peneliti lainnya, sejauh ini berhasil membuat benang seukuran 100 mikron. Serat tidak terlihat tersebut membutuhkan setidaknya ukuran 1 mikron. Mereka berencana membuat ketebalan serat yang lebih kecil, menggunakan pemodelan komputer.

“Kami mencoba membuat bahan komposit dengan struktur yang lebih kecil dari panjang gelombang,” kata Tuniz. Dia saat ini menggunakan panjang gelombang merah yang lebih umum digunakan, misalnya pada laser.

Terlepas dari klaim tersebut, pencapaian Tuniz merupakan perkembangan terbaru dalam dunia teknologi dan pengetahuan. Jika benar teori Tuniz bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, bukan tidak mungkin banyak orang yang tertarik. Kita tunggu perkembangannya.

No comments: