Debu vulkanik menyelimuti wilayah Sleman dan sekitarnya (Onestop-tech) |
Semburan abu vulkanik dari Gunung Merapi sejak erupsi 26 Oktober silam, menciptakan hujan abu dan pasir di wilayah Jogja dan sekitarnya. Praktis, abu vulkanis menyelimuti benda apa saja termasuk kendaraan bermotor, tidak hanya saat kondisi cerah tetapi juga saat hujan turun. Jika performa motor turun, perlu perawatan ekstra.
Menurut Nanang dari An's Motor, cara paling sederhana untuk merawat motor pascaserangan abu vulkanik adalah dengan mencucinya. Selain membersihkan dan mencuci bagian body motor yang terserang abu vulkanik, lanjutnya, perlu dilakukan perawatan khusus agar kondisi motor tetap prima.
“Perhatian pertama adalah mengecek kondisi filter udara,” tandas Nanang kepada Onestop-tech di bengkelnya, Jalan Wahid Hasyim Nologaten, Sleman.
Alasannya, kata Nanang, filter udara selama hujan abu vulkanik, dipaksa menghirup udara yang jauh lebih kotor dibanding kondisi normal. Semakin lama menghirup udara kotor abu vulkanik, terangnya, kondisi filter udara akan semakin kotor.
“Jika masih bisa dibersihkan, segera dibersihkan. Bisa juga langsung diganti, itupun kalau diperlukan,” usulnya. Selain filter udara, ucapnya, karburator juga wajib dibersihkan. Caranya, lanjutnya, bisa menggunakan carburator cleaner atau dibongkar langsung di bengkel terdekat.
Rem dan rantai
Setelah memeriksa kondisi filter udara dan karburator, bagian lain yang wajib diperiksa adalah rem. Mengapa? Sebab, kata Nanang, partikel halus abu vulkanik bisa mengotori bagian rem bahkan menyebabkan kemampuan rem berkurang.
“Untuk itu, bersihkan kaliper atau teromol dengan angin kompresor. Atau, bisa juga menggunakan semprotan pembersih rem yang ada di toko spartepart,” ungkapnya. Selanjutnya, kata Nanang, jangan lupa membersihkan rantai. Pasalnya, abu vulkanik yang menempel di rantai memberi efek merusak karena keasaman abu vulkanik cukup tinggi.
“Cara membersihkan rantai bisa dengan diusapkan kain yang dicelupkan minyak tanah atau disikat dengan deterjen,” urainya. Tetapi, dia mengingatkan, jangan menyelupkan rantai langsung ke dalam minyak tanah, karena bisa melunturkan pelumas yang melekat di rantai. Usai dibersihkan, lanjutnya, bikers bisa melumasinya dengan chain lube atau pelumas lainnya.
Apalagi yang perlu diperhatikan? Bagi motor yang sudah dilengkapi dengan perangkat peredam kejut, terangnya, juga wajib diperhatikan karena abu vulkanik dapat mengotori sil sokbreker bahkan merusak sil tersebut. Jika sil rusak, oli sokbreker bisa meler dan mengurangi performanya. “Cukup dibersihkan dengan kuas. Jika ada oli meler, tandanya sil bocor dan minta segera diganti,” ungkapnya.
Untuk mengembalikan performa motor, yang terakhir perlu dilakukan adalah memberi pelumas pada bagian seperti as roda, as swing arm dan baut standar. Pada bagian-bagian itu keberadaan pelumas bisa hilang akibat terkikis debu vulkanik.
Tips
Filter udara tipe busa
Tipe saringan udara ini, biasa juga disebut filter konvensional. Ini dilihat dari modelnya yang umum dan dipakai sejak lama. Filter model ini perawatannya lebih mudah. Untuk membersihkannya, cukup menggunakan bensin dengan cara direndam atau disiram. Setelah itu, keringkan dengan cara diperas dan disemprot dengan udara bertekanan (compressor). Agar dapat menyaring kotoran lebih baik, sebaiknya filter dilapisi oli sebanyak +15 cc, kemudian ratakan.
Filter udara tipe kertas
Filter udara tipe kertas biasa disebut dry element. Bahannya lebih tebal dari tipe konvensional, sehingga tidak cepat rusak saat menyaring udara. Untuk membersihkannya, tinggal di semprot dengan udara bertekanan (compressor). Arahnya penyemprotan harus berlawanan dengan arah udara masuk.
Filter udara tipe kertas oli
Tipe kertas berpelumas oli disebut juga wet element. Bahan yang digunakan, hampir sama dengan tipe kertas. Namun ia sudah dilengkapi pelumas khusus di kertasnya yang berfungsi untuk menangkap kotoran lebih baik lagi. Untuk filter tipe ini, tidak butuh perawatan. Hanya saja, perlu dilakukan penggantian setiap kelipatan 15.000 km. Filter tipe kertas oli biasa digunakan pada jenis skutik.
No comments:
Post a Comment