Sunday, October 17, 2010

Shinkansen, ngebut tanpa celaka


Kecelakaan maut antara KA Argo Anggrek dan KA Senja Utama di Petarukan, Pemalang yang menewaskan sedikitnya 33 penumpang, Sabtu (2/10) lalu menambah daftar panjang kesemrawutan perkereta-apian di Indonesia.

Meskipun sebenarnya dari segi kecepatan, kereta api di Indonesia masih jauh dibanding dengan negara-negara lain, namun banyaknya kesalahan teknis dan human error seringkali berakibat fatal. Dari kejadian-kejadian tersebut PT KAI sebagai otoritas tertinggi di bidang perekereta-apian sepertinya perlu belajar dari pengalaman Jepang.

Seperti diketahui, kereta api merupakan alat transportasi utama di Jepang, terutama untuk menghubungkan kota-kota utama dan alat angkut komuter di kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka. Panjang total rel kereta api di Jepang sekitar 23.670 km, sebagian besar dilengkapi aliran listrik. Jepang memiliki kereta api andalan yakni Shinkansen, kereta berkecepatan peluru tapi minim kecelakaan.

Dikutip dari Wikipedia, Shinkansen (juga sering dipanggil kereta peluru) adalah jalur kereta api cepat Jepang yang dioperasikan oleh empat perusahaan dalam grup Japan Railways. 'Peluru' ini merupakan sarana utama untuk angkutan antar kota di Jepang, selain pesawat terbang. Kecepatan tertingginya bisa mencapai 300 km/jam.


Model terbaru kereta cepat ini bagkan bisa mencapai kecepatan 320 km/jam. Kereta api type E5 ini akan dipakai melayani rute Tokyo-Shin Aomori, di Jepang utara di ujung Pulau Honshu mulai tahun 2011 mendatang dengan waktu tempuh 3 jam 5 menit (waktu tempuh berkurang 54 menit dibandingkan dengan sekarang).

Namun untuk rekor kecepatan, sekarang Guinness Book of World Records telah mencatat Tokaido Shinkansen MLX01 sebagai kereta tercepat di dunia dengan kecepatan maksimal 581 km/jam. Sebagai perbandingan, dari Jakarta ke Bandung naik kereta api Argo Gede bisa memakan waktu sekitar 4 jam perjalanan, tapi kalau naik Shinkansen paling 1/2 jam saja.

Nama Shinkansen sering digunakan oleh orang-orang di luar Jepang untuk merujuk kepada kereta apinya, namun kata ini dalam bahasa Jepang sebenarnya merujuk kepada nama jalur kereta api tersebut. Shinkansen dibuka pada 1 Oktober 1964 untuk menyambut Olimpiade Tokyo. Jalur ini langsung sukses, melayani 100 juta penumpang kurang dari 3 tahun sejak dibuka pada tanggal 13 Juli 1967, dan melayani satu milyar penumpang pada 1976.

Pada mulanya Shinkanshen dari Tokyo ke Shin-Osaka (515,4km) memakan waktu kira-kira 4 jam. Pada 1992, Shinkanshen model baru 'Nazomi' yang dapat menghasilkan kecepatan 270 km/j telah menghasilkan perjalanan yang singkat. Rancangan penggunaan landasan kereta api linear motor car pada abad ke-21 yang akan datang ini diharapkan akan menambah kecepatan Shinkanshen.

Tidak ada daftar kecelakaan yang berakibat fatal dalam pengoperasian Shinkansen sejak sekitar 40 tahun yang lalu. Namun ada beberapa orang terluka dan satu kefatalan dikarenakan pintu yang menjepit penumpang atau barang mereka.

Selain itu ada beberapa percobaan bunuh diri oleh penumpang. Karena itu beberapa stasiun telah memasang pagar pelindung. Meskipun begitu tetap saja ada percobaan bunuh diri oleh penumpang yang memanjat pagar pengaman tersebut.

Untuk menghadapi gempa bumi kereta ini dilengkapi dengan sistem pendeteksian yang akan menghentikan kereta bila gempa bumi terdeteksi. Pada gempa bumi Chuetsu di Oktober 2004 sebuah Shinkansen yang dekat dengan pusat gempa lepas dari relnya, namun tidak ada penumpang yang terluka.

Kereta generasi berikutnya, FASTECH 360 akan memiliki sayap rem penahan angin (yang mirip dengan kegunaan telinga) untuk membantu proses pemberhentian bila gempa bumi terdeteksi. Pada 2003, JR Central melaporkan jadwal waktu rata-rata Shinkansen tepat dalam 0,1 menit atau 6 detik dari waktu yang telah dijadwalkan. Ini termasuk seluruh kesalahan alami dan manusia dan dihitung dari seluruh 160.000 perjalanan yang dijalani oleh Shinkansen. Rekor sebelumnya dari 1997 dan tercatat 0,3 menit atau 18 detik.

Kereta Shinkansen membutuhkan waktu kurang lebih 90 detik untuk mencapai kecepatan 500 km/jam dari titik nol. Sedangkan tingkat keamanannya juga yang tertinggi di dunia dengan jumlah kematian 0% selama Shinkansen beroperasi.

Teknologi Shinkansen juga telah banyak dipakai di Luar Jepang semisal Taiwan (High Speed Rail Taiwan mengoperasikan seri 700T S buatan Kawasaki Heavy Industries), China (telah mengoperasikan sekitar 60 gerbong/kereta dengan kecepatan 200 km/jam, tipe E2-1000 Series), Inggris (menggunakan tipe Class 395 EMUs), dan Brasil(merencanakan menggunakan kereta model shinkansen, dan saat ini dalam tahap studi kelayakan).

Kabarnya, tidak lama lagi Indonesia juga akan memiliki kereta supercepat yang akan mengambil rute Jakarta-Cirebon-Bandung sepanjang 357 KM. Memorandum of Agreement (MoA) tentang proyek bernilai US$ 3 miliar ini telah ditandatangani di Los Angeles, Amerika Serikat (AS).

Bila impian ini jadi kenyataan, maka Indonesia atau Jawa Barat akan tercatat dalam sejarah menjadi tempat pertama di dunia bagi beroperasinya moda transportasi yang super canggih ini. Kereta supercepat ini akan mengalahkan kecepatan dan kecanggihan shinkansen, bullet train dari Jepang, maupun kereta supercepat di Paris, Prancis.

No comments: